LANDASAN
TEORI
Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT) merupakan
jaringan telekomunikasi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Oleh karena
itu, dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di PT.Telkom, Kandatel dan
STO Blimbing
Malang, saya mengambil materi
JARLOKAT sebagai materi utama.
Gambar
1.1 Konfigurasi jarlokat
Jaringan lokal adalah jaringan kabel yang menghubungkan
antara sentral dengan pesawat telpon pelanggan sesuai gambar dibawah ini :
A.
Elemen Jaringan
Kabel Lokal
Jaringan kabel
lokal mempunyai beberapa elemen yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi fungsi
utama jaringan tersebut.
1.
Sentral
Telepon Otomatis (STO)
STO adalah pusat
dan sumber suatu jaringan, dan otak dari sentral dinamakan Central Proccessor (CP), fungsi dari STO adalah untuk membuat
penomeran pelanggan yang berbentuk :
a.
Nomor Pelanggan.
b.
List
Chanel : untuk wartel.
2.
Rangka
Pembagi Utama
RPU adalah susunan
rangka dari plat logam yang digunakan untuk tempat titik sambung ujung kabel ke
arah jaringan dan ke arah sentral. RPU biasanya terletak dibawah sentral
telepon (untuk gedung STO bertingkat) didepan atau disamping ruang sentral
telepon (untuk gedung tidak bertingkat). Ruang RPU tidak bisa jauh dari ruang
sentral. Dibawah RPU terdapat Cable
Chamber tempatnya diruang bawah
tanah yang berfungsi untuk menambatkan kabel-kabel primer dari luar sebelum
terdistribusi ke RPU.
MDF adalah ruang
yang mengatur jalannya jaringan dari ruang central keluar menuju pelanggan, dimana
ruang MDF mengatur nomor menuju ke
alamat pelanggan. Unit di ruang MDF ada 3 titik penyaluran yaitu :
a.
EQN
Yaitu Port yang berisi nomor yang bersumber langsung dari ruang Central.
Yaitu Port yang berisi nomor yang bersumber langsung dari ruang Central.
b.
PRIMER
Yaitu Port yang menghubungkan ruang MDF dengan RK(rumah kabel).
Yaitu Port yang menghubungkan ruang MDF dengan RK(rumah kabel).
c.
DSLAM (DIGITAL SUBSCRIBER LINE ACCESS MULTIPLEXER)
Yaitu Port yang berisi koneksi internet yang akan menghubungkan EQN dan PRIMER jika pelanggan menggunakan koneksi internet.
Yaitu Port yang berisi koneksi internet yang akan menghubungkan EQN dan PRIMER jika pelanggan menggunakan koneksi internet.
3.
Alat Dan Bahan
Dalam menjalankan suatu kegiatan, Pasti kita
membutuhkan berbagai macam alat dan bahan, begitu pula dalam pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. DIVA SO Blimbing
Malang, Jawa Timur.
Berikut diuraikan berbagai macam alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam melakukan berbagai macam kegiatan, baik oleh praktikan maupun
semua pihak PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. DIVA SO Blimbing Malang, Jawa
Timur.
Alat dan bahan yang digunakan :
B.
Struktur Jaringan
Kabel Lokal
Berdasarkan
pencatuan saluran dari sentral telepon ke pesawat telepon pelanggan, jaringan
kabel lokal dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : Jaringan catu langsung,
Jaringan catu tidak langsung, Jaringan catu kombinasi.
1.
Jaringan Catu Langsung
Jaringan catu langsung adalah pencatuan jaringan ke
pelanggan dari DP yang langsung dihubungkan dengan RPU tanpa melalui kabinet /
RK. Pada jaringan ini urat kabel dari DP tersambung secara permanen. Daerah
catu langsung ini maksimal pada radius 500 meter dari sentral telepon.
Gambar
1.14 Jaringan Catu Langsung
Pemakaian
:
a.
Dikota
kecil yang masih menggunakan sentral manual
dengan sedikit pelanggan telepon.
b.
Pada
kota besar untuk mencatu daerah sekitar sentral telepon dalam radius 500 meter.
c.
Didaerah-daerah
terkonsentrasi yang mempunyai kebutuhan telepon (demand) cukup tinggi seperti pada high rise building (HRB) dan komplek yang tidak memungkinkan untuk
dipasang rumah kabel.
d.
Untuk
pelanggan-pelanggan VIP yang
memerlukan keamanan dalam berkomunikasi.
Keuntungan Menggunakan Jaringan Catu Langsung :
a.
Biaya rendah karena tidak memerlukan RK.
b.
Administrasi
kabel lebih sederhana.
c.
Titik
rawan gangguan (sumber gangguan) lebih kecil.
Kerugian Menggunakan Jaringan Catu Tidak Langsung
:
a.
Tidak fleksibel karena tidak mempunyai titik jumper (RK).
b.
Perhitungan
demand telepon harus benar-benar
akurat.
c.
Sulit
dalam melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan
terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan
cepat.
2.
Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan
catu tidak langsung adalah jaringan kabel lokal yang menghubungkan antara
sentral telepon dengan pesawat pelanggan dimana pesawat pelanggan dicatu dari
DP terdekat yang dihubungkan dengan MDF yang sebelumnya dihubungkan terlebih
dahulu melalui RK / Kabinet. Dalam hal ini, RK berfungsi sebagai titik sambung
antara kabel primer dan kabel sekunder.
Gambar
1.15 Jaringan Catu Tidak Langsung
Pemakaian
jaringan catu tidak langsung ini dipakai pada kota-kota sedang dan besar yang
jumlah pelanggan telponnya banyak dan jauh dari sentral (dengan radius lebih
dari 500 meter) serta daerah yang pelanggannya menyebar.
Keuntungan dari
jaringan catu tidak langsung ini adalah :
a.
Fleksibel,
dimana kabel sekunder bebas disambungkan dengan kabel primer.
b.
Mudah
dalam melokalisir gangguan.
c.
Dapat
mencatu pesawat telepon pelanggan yang letaknya menyebar dan jauh dari sentral
telepon.
Jaringan
catu langsung juga memiliki kerugian, antara lain :
a.
Biaya
besar karena harus menggunakan RK.
b.
Sumber
gangguan lebih banyak, melalui terminasi di MDF, RK, DP, dan titik sambung
kabel sepanjang drop wire.
c.
Terkadang
sulit mencari lokasi penempatan RK yang betul-betul aman.
3.
Jaringan
Catu Kombinasi
Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal dimana pencatuan pesawat pelanggan
dilakukan melalui 2 cara, yaitu sebagian dengan catu langsung dan
sebagian dengan catu tidak langsung.
Pemakaian
jaringan catu kombinasi pada kota sedang dan besar dimana lokasi pelanggan yang
dekat dengan sentral dicatu dengan jaringan catu langsung. Sedangkan pada
lokasi pelanggan yang jauh dari sentral telepon dicatu dengan jaringa catu
tidak langsung.
C.
Pengertian Teknologi DSL dan perkembangannya
Digital
Subsriber Line
(DSL) adalah teknologi akses dengan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband
melalui kabel tembaga, teknologi ini sering disebut juga dengan istilah
teknologi suntikan atau injection
teknologi Contoh operator yang telah menggelar DSL di Indonesia adalah PT
TELKOM. Produknya dinamai SPEEDY. Sehingga kabel telepon biasa yang telah ada
dapat dipakai untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan
kecepatan yang tinggi. Telepon hanya menggunakan sebagian frekuensi yang mampu
dihantarkan oleh kabel tembaga. Sedangkan DSL memanfaatkan lebih banyak frekuensi
dengan membaginya (splitting), frekuensi
yang lebih tinggi untuk data dan frekuensi yang lebih rendah untuk suara dan
fax. Jarak pemakai ke CO menentukan kecepatan DSL. Makin jauh jarak pemakai,
kecepatan makin rendah.
1.
Evolusi DSL
1975 : kecepatan data tertinggi untuk jalur
telepon masih 20 kbps
1980 : sistem ISDN BRI mempunyai kecepatan 144
kbps
1995 : modem
dengan kecepatan 33,6 kbps mulai digunakan untuk akses Internet
1996 : Modem dengan standard V.90 berkecepatan 56
kbps mulai diperkenalkanSemua modem voiceband didesain untuk beroperasi pada
koneksi PSTN yang hanya mempunyai bandwidth
4 kHz.
1987 : Bell Communication Research mulai
mengembangkan sistim DSL pertama kali untuk pengiriman video on demand dan televisi interaktif melalui kabel tembaga
1990 : Berakhirnya masa monopoli Jaringan
Telekomunikasi, kebutuhan untuk pelayanan broadband semakin tinggi, sehingga
mengakibatkan kompetisi di antara penyedia jasa layanan kabel untuk memberikan
bermacam-macam jenis layanan melalui satu media
1993 : Evaluasi terhadap tiga teknologi utama
untuk ADSL : QAM, DMT dan CAP
1999 : ITU-T memproduksi standardisasi UADSL
G.992.2 (G.lite) dan G.922.1 (G.full)
2001 :
Jumlah pengguna DSL sebanyak 18.7 juta di seluruh dunia.
2002 :
ITU-T membuat standard G.992.3 and
G.992.41 untuk ADSL2
2003 : ADSL2plus di-release (G.992.5). ADSL2plus
ini mempunyai kecepatan data sampai 20 Mbps dengan jalur telepon sepanjang 1.5
km. Mempunyai 30 juta pengguna di seluruh dunia
2.
Konsep Dasar DSL
Teknologi modern
yang menggunakan jalur telepon yang sudah ada untuk men-transport data dengan bandwidth lebar, seperti multimedia dan
video.
Teknologi ini memerlukan perangkat
khusus pada central office dan
pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga,
Sering disebut juga dengan istilah
teknologi suntikan atau injection technology. Sehingga kabel telepon biasa yang
telah ada dapat dipakai untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan
dengan kecepatan yang tinggi
Jika PSTN hanya menggunakan sebagian frekuensi yang mampu dihantarkan oleh kabel tembaga, DSL memanfaatkan lebih banyak frekuensi dengan membaginya (splitting), frekuensi yang lebih tinggi untuk data dan frekuensi yang lebih rendah untuk suara dan fax.
Gambar 1.16 DSL Broadband Access
beberapa jenis teknologi DSL, di
antaranya :
ADSL, SDSL, HDSL, HDSL-2, G.SHDL,
IDSL, dan VDSL.
3.
Keuntungan Teknologi DSL :
a.
Dapat menggunakan aplikasi internet dan
telepon secara bersama-sama.
b.
Kecepatan data lebih tinggi dari modem
biasa (1,5 Mbps vs 56 Kbps.
c.
Tidak perlu jalur baru; dapat
menggunakan jalur telepon yang sudah ada.
d.
Modem (di sisi user) sudah disediakan
oleh penyedia jasa DSL.
4.
Kerugian Teknologi DSL :
a.
Koneksi dapat bekerja dengan baik jika
lokasi user dekat dengan Sentral penyedia jasa.
b.
Untuk tipe ADSL, kecepatan menerima data
melalui internet (download) lebih tinggi daripada pengiriman data (upload).
c.
Layanan ini tidak selalu ada di
mana-mana.
0 komentar:
Posting Komentar