Jumat, 24 Oktober 2014

Penanganan Gangguan Bayu

A.                Perangkat-perangkat MDF
 Di dalam ruang MDF terdapat beberapa perangkat yang digunakan untuk menunjang proses telekomunikasi. Perangkat perangkat di MDF yaitu :
1.         I-SISKA (Sistem Informasi Kastamer)
I-SISKA (Sistem Informasi Kastamer) adalah sistem pelayan terpadu untuk mewujudkan ciri pelayanan yang informatif, komunikatif, dan nyaman. Didalam I-SISKA tercakup semua data teknik jaringan kabel suatu kelompok lokasi kerja pada kurun waktu tertentu. Data tersebut dapat diubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebenaran dilapangan ataupun jika terjadi omzeting (perubahan data jaringan). Aplikasi ini dirancang khusus untuk dapat memasukkan data-data pelanggan telkom, selain itu aplikasi ini juga menggunakan system DOS. Pembuatan Aplikasi pelaporan finansial I-SISKA ini bertujuan diantaranya adalah :
a.  Meningkatkan fungsi pelayanan Telkom.
b. Sarana pengumpulan data melaliu Billing.
c. Menyamakan data yang ada dengan data yang ada di I-SISKA.
d. Mempercepat penanganan gangguan dan pemantauan dalam     melakukan perbaikan.
e. Membantu pelayanan pasang baru.
f. Membantu perencanaan pembangunan dengan adanya data jaringan kabel yaitu melalui G-Network

Gambar 3.1 Tampilan I-SISKA
2.         TENOSS (Telkom Network Operation Supporting System)
TENOSS yaitu aplikasi operating support system yang berorientasi pada peningkatan layanan pelanggan. Fungsi utamanya adalah manajemen inventory, fullfilment, dan assurance. Biasanya aplikasi ini digunakan untuk mengetahui permintaan pasang speedy. Adapun ada 2 macam pasang sppedy yang bisa diketahui melalui TENOSS yaitu:
a.     Pasang Speedy biasa
      Maksudnya adalah pelanggan akan melakukan pasang speedy  tetapi belum memiliki nomor telepon.
b.    Assisting
     Yaitu pelanggan telah memiliki nomor telepon dan akan memasang speedy.
                                           

           Gambar 3.2 Tampilan awal TENOSS
 
       Gambar 3.3 Tampilan TENOSS
3.      Embassy
Adalah singkatan dari Easy Measurenment for Bandwidth, Attenuation, Attainable Rate & SNR Speedy yaitu sebuah aplikasi yang terdapat di perusahaan PT. Telkom Indonesia yang digunakan untuk membantu dalam mengukur jaringan speedy. Yang umum digunakan dalam aplikasi ini adalah untuk :
a.       Pengukuran SNR / kualitas jaringan
b.       Untuk mencari data teknis pelanggan, yaitu berupa nomor telepon, nomor speedy, Datek (DP,RK,MDF), nama dan alamat pelanggan.                              
           Gambar 3.4 Tampilan awal Embassy
      Gambar 3.5 Tampilan Embassy
4.         Minitools
Minitools digunakan untuk mengetahui atau mengecek nomor DSLAM dan status DSLAM. Adapun macam macam status DSLAM yaitu :
a. Retensi :   Tunggakan Pembayaran Speedy
b. Isolir     :   Speedy yg sudah dicabut Telkom (tidak terpakai)
c. SOD     : Perpindahan dari Retensi (Tunggakan Pembayaran Speedy)

                                     Gambar 3.6 Tampilan Minitools
5.         Terminal
Pada MDF/RPU terdapat terminal yang disusun secara vertical dan horizontal
 
Gambar 3.7 Denah Blok Horisontal dan Vertikal
a.                  Terminal blok horisontal / EQN ( Equipment Number ) Terminal Port
EQN berfungsi sebagai tempat diterminasikannya seluruh kabel yang datang dari sentral ke MDF. Terminal blok horisontal sering disebut dengan terminal nomor pelanggan. Bagian horisontal selalu siap, maksudnya bahwa banyaknya saluran yang terpasang di bagian horisontal sebanyak kapasitas sentral. Sehingga jika ada PSB (Pasang Baru), hanya menjumper kabel antara terminal horisontal ke terminal vertikal.

           Gambar 3.8 Terminal Blok Horisontal
EQN Telepon Terminal blok horisontal di MDF sudah terhubung dengan sentral meskipun belum dapat digunakan. Untuk mengetahui nomor sebuah port bisa menayakan pada Oplang (Operator Langsung).
b.                  Terminal blok vertikal / Terminal Primer
Adalah tempat terminasi kabel yang berfungsi menghubungkan antara kabel dari terminal blok horisontal ke kabel primer yang akan diteruskan ke sisi pelanggan baik menuju RK (Rumah Kabel) maupun DP (Distribution Point). Bagian vertikal MDF mempunyai beberapa terminal. Kapasitas tiap 1 terminal bervariasi 64, 128,dan 256 sambungan tiap blok. Satu bagian terminal terdiri dari 8 blok, tiap blok mempunyai kapasitas 128. Apabila ingin dilakukan isolir maka saluran cukup diputus secara software dari dalam kantor.
    Gambar 3.9 Terminal Blok Vertikal
6.      DSLAM
Digital Subscriber Line Access Multiplexer, atau sering disingkat menjadi DSLAM adalah sebuah peralatan yang berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data, peralatan ini terletak di ujung sentral telepon terdekat. Berfungsi juga sebagai multiplexer. Perangkat ini merupakan sebuah syarat dalam pengimplementasian jaringan Digital Subscriber Line (DSL).
Perangkat DSLAM merupakan suatu perangkat yang menyediakan layanan data digital kecepatan tinggi dan telepon analog secara simultan pada sisi sentral. Di dalam MDF terdapat 2 jenis DSLAM, yaitu DSLAM port dan DSLAM primer. Kedua DSLAM ini digunakan untuk berlangganan speedy.
                                                       Gambar 3.10 DSLAM port

                       Gambar 3.11 DSLAM primer


B.                 Kegiatan yang Dilakukan
Selama penulis melakukan kegiatan di PT. Telkom Indonesia tbk, khususnya Site Operation Malang Blimbing penulis telah mengerjakan banyak kegiatan yang dilakukan di lapangan secara langsung. Pekerjaan yang dilakukan di MDF (Main Distribution Frame) yaitu :
1.        Pasang baru pada MDF
Yaitu proses yang dilakukan ketika ada permintaan dari pelanggan untuk memasang telepon maupun speedy, dengan kata lain, pelanggan belum memiliki telepon atau speedy sebelumnya dan ingin memulai untuk berlangganan. Agar pasar baru berhasil dan dapat digunakan, maka sebelum menjumper di RK atau DP harus terlebih dahulu di jumper di MDF, baik di EQN maupun di primer.
a.           Pasang baru telepon
 berikut proses yang dilakukan ketika pasang baru telepon.
1)   Petugas lapangan mencari sekunder dan DP yang cocok/bagus untuk pasang baru telepon.
2)   Kemudian petugas lapangan menelepon petugas yang berada di MDF untuk meminta shock ke primer yang kualitas jaringannya bagus.
3)   Setelah petugas lapangan selesai mendapatkan primer, sekunder dan DP yang bagus, petugas lapangan akan melaporkan hasil penjumperan pada DP ke MDF. Isi laporan petugas lapangan:
a)        Nomor telepon
b)        Primer
c)        Sekunder
d)       DP
e)        Nama petugas lapangan
f)         Keterangan  pasang baru
4)   Setelah petugas lapangan melaporkan hasil dari penjumperan, MDF akan melakukan penjumperan dalam yang terdiri atas :
a)        Mencari EQN baru untuk pasang baru telepon, pada proses ini harus dijamin bahwa EQN yang digunakan adalah EQN kosong yang ditandai dengan adanya RBB dan tidak ada nomor telepon pada port tersebut.
b)        Jumper pasang baru telepon dari EQN langsung ke Primer baru yang telah di laporkan petugas lapangan.
c)        Setelah selesai menjumper, Petugas yang berada pada MDF akan melaporkan hasil jumper pada MDF kepada Sentral. Isi yang dilaporkan petugas MDF :
       Nomor telepon pasang baru.
       Nomor EQN baru yang telah di jumper.
b.             Pasang baru speedy
1)   Pasang baru speedy hampir sama dengan pasang baru telepon hanya berbeda sedikit, jika pasang baru speedy memerlukan DSLAM sebagai jaringan akses internet.
2)   Petugas akan memilih jaringan akses internet mau di pasang pada kabinet atau MDF.
3)   Jika petugas memilih memasangkan jaringan akses pada MDF, MDF akan menjumper seperti berikut :
a)        Petugas akan mencari DSLAM sebagai jaringan akses internet.
b)        Kemudian petugas MDF akan mencari EQN baru untuk pasang baru speedy.
c)        Setelah langkah langkah di atas sudah dilakukan petugas tinggal menjumper dari :
       Port menuju ke DSLAM  port.
       Primer menuju ke DSLAM primer.
4)   Setelah proses penjumperan selesai, petugas MDF akan melaporkan hasil penjumperan kepada central.
2.                  Penanganan  gangguan di MDF
a.         Petugas lapangan akan mengecek dahulu data yang terletak pada kabinet benar atau tidak.
b.        Petugas lapangan akan menvalidasi data tersebut ( primer dan sekunder ) apakah pada kabinet tersebut hidup atau tidak.
c.         Jika pada kabinet mati atau tidak ada tone, petugas lapangan akan menelpon petugas MDF, petugas lapangan akan meminta shock sebagai penghidup tone sementara.
d.        Jika shock tersebut sampai ke kabinet atau pada kabinet terdapat tone, berarti data tersebut sudah benar.
e.         Setelah proses shock telah selesai dan benar, petugas lapangan akan melaporkan hasil gangguan tersebut seperti berikut :
1)   Nomor telepon.
2)   Primer.
3)   Nama petugas lapangan.
4)   Keterangan gangguan ( speedy atau non speedy).
f.         Setelah itu petugas MDF akan menangani ganguan tersebut dengan cara:
1)   Petugas akan meminta nomor port/EQN yang mengalami gangguan kepada Oplang.
2)   Kemudian petugas akan mengecek port tersebut, Setelah port tersebut sama dengan nomor yang mengalami gangguan.
3)        Kemudian petugas akan menjumper dari port tersebut ke primer.
4)        Setelah semua selesai petugas akan mengecek primer tersebut, setelah primer tersebut menyala dan nomernya benar.
5)        Penanganan gangguanpun selesai dan petugas akan menghubungi pelanggan yang bersangkutan.
3.                  Omzet ( Pemindahan Saluran ) di MDF
Omzet dilakukan untuk melakukan penggantian primer yang rusak ataupun untuk konfirmasi dengan pihak sentral mengenai port yang rusak. Adapun langkah – langkah untuk omzet antara lain : 
a.         Petugas lapangan akan meminta shock pada primer yang kosong dan dalam kondisi baik.
b.        Setelah mendapatkkan primer yang baik, maka petugas lapangan akan melaporkan data – data yang akan dicatat di buku omzet. Data – data yang disebutkan oleh petugas lapangan adalah :
1)         Nomor telepon.
2)         Nomor terminal port.
3)         Primer lama ( gangguan primer mati ).
4)         Primer baru.
5)         Nama petugas lapangan.
6)         Keterangan omset ( speedy atau telepon biasa).
c.         Jika omzet dilakukan karena primer rusak maka akan dilakukan penjumperan dari port ke primer yang telah diganti ke primer yang dalam keadaan baik.
d.        Jika omzet yang dilaporkan karena terjadi kerusakan pada terminal portnya maka petugas akan mencara port yang baru, kemudian dilaporkan ke sentral untuk diganti nomor portnya.
e.         Setelah menjumper, yang harus dilakukan adalah menghubungi nomor pelanggan yang bersangkutan.
      Gambar 3.12 Pencatatan laporan omzet
4.                  Shock
Shock adalah kegiatan pengetesan/ pengecekan dari luar MDF biasanya seperti di RK dan DP. Tapi dilakukannya dari MDF untuk melakukan pencolokan agar terjadi penyambungan kepada petugas yang sedang melakukan pengetesan dan agar mengetahui saluran sudah tersambung atau belum.
                                                                          

Gambar 3.13 Shock
5.      Pre-Install
Kegiatan sebelum instalasi speedy dilakukan, kegiatan Pre install ini digunakan untuk memastikan bahwa speedy dalam keadaan baik sebelum proses instalasi ke rumah pelanggan dilaksanakan. Jika kegiatan Pre-install berjalan dengan baik otomatis proses instalasi pada pelanggan akan berjalan dengan lancar.
     Gambar 3.14 Proses Pre-Install
6.    Mencabut jumper kosong
Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi adanya kabel yang sudah tidak terpakai yang masih terdapat pada tempat / jalurnya. Kegiatan ini juga dapat mencegah penumpukannya jumper yang tidak terpakai, agar tempat/ jalur terlihat dalam keadaan bersih.
7.    Validasi  DSLAM
Kegiatan menvalidasi DSLAM merupakan kegiatan mengecek nomor telepon yang ada pada DSLAM dan mencatatnya pada sebuah kertas untuk dilihat data dari nomor telepon tersebut. Pada nomor tersebut terdapat speedy atau tidak, jika terdapat speedy, status dari pada speedy itu (enable/retensi/isolir). Validasi data bertujuan agar klem-klem di terminal vertikal MDF diketahui nomor teleponnya dan benar-benar valid.
                     Langkah-langkah melakukan validasi data yaitu :
a. Menyiapkan peralatan yaitu buku daftar kabel primer, alat tulis
    dan testphone.
b. Menentukan primer yang akan divalidasi.
c. Menempelkan ujung-ujung testphone pada klem yang akan di cek.
d. Menanyakan nomor telepon yang sedang dites.
e. Mencocokkan hasilnya dengan buku, beri tanda menggunakan
   pensil apabila ada yang tidak sama tulis sebelahnya;
f. Apabila pada waktu diadakan  pengetesan ada pelanggan yang sedang berkomunikasi, matikan testphone agar pelanggan tidak terganggu.
g. Melakukan berulang-ulang sesuai dengan banyaknya urat kabel yang akan divalidasi.
h. Periksa status DSLAM menggunakan minitools.

                                 Gambar 3.15 Validasi DSLAM Primer
8.      Pelurusan DSLAM
Pelurusan DSLAM ini merupakan tahap setelah proses validasi DSLAM telah selesai dilakukan. Pelurusan DSLAM ini dilakukan jika terdapat nomor speedy yang statusnya (retensi atau  isolir) jika status retensi , nomor DSLAM yang ada pada nomor telepon tersebut dapat dipakai untuk PSB speedy ataupun gangguan speedy, karena nomor speedy tersebut/ speedy pelanggan tersebut sudah dicabut oleh sentral.
9.        Menjalankan  program TENOSS
TENOSS ini digunakan untuk melihat adanya permintaan pasang baru speedy.
10.    Menjalankan program I-SISKA
Program ini digunakan untuk melihat data dari nomor telepon (primer,sekunder,DP), data dari nomor speedy (CP, password speedy, alamat rumah pelanggan yang dituju), penulisan Surat Tugas MDF, program unutk meluruskan tempat DSLAM yang asli.
Gambar 3.16 menjalankan TENOSS dan I-SISKA
11.  Menvalidasi Terminal Primer dan Port
Kegiatan menvalidasi Terminal primer dan port merupakan kegiatan mengecek nomor telepon yang ada pada terminal dan mencatatnya pada sebuah kertas untuk dilihat data dari nomor telepon tersebut. Umumnya validasi ini dilakukan untuk pengecekan nomor sebelum melakukan pasang baru telepon atau adanya gangguan.
Gambar 3.17 Validasi Port
Gambar 3.18 Validasi Primer

B.                Permasalahan yang dihadapi
        Permasalahan yang sering terjadi pada MDF (Main Distribution Frame) ialah keluhan pelanggan, kerusakan pada perangkat sering terjadi kepada pelanggan. Hal ini membuat petugas operasional dan petugas MDF segera tanggap untuk memperbaki masalah ini, biasanya hal yang sering terjadi karena gangguan :
1.        Telepon tidak bunyi.
2.        Speedy tidak dapat koneksi ke internet.

C.             Pemecahan Masalah
1.        Pada Telepon
        Yang sering terjadi gangguan pada telepon pelanggan adalah telepon mati, telepon tidak kring, dengan gangguan seperti ini maka pelanggan akan menelepon dengan laporan gangguan, maka petugas operasional akan mendatangi kerumah pelanggan tersebut untuk memperbaikinya, biasanya yang sering terjadi gangguan pada primer di RK, kabel sekunder putus. Jika kerusakan terjadi di MDF, maka petugas akan menjumper ulang dari port (EQN) ke primer.
2.        Pada Speedy

        Yang sering terjadi gangguan pada Speedy ialah speedy tidak dapat terkoneksi ke internet, hal ini berarti kabel jumper di MDF yang menghubungkan primer ke DSLAM primer atau port ke DSLAM port putus. Hal ini membuat petugas MDF segera memperbaiki jumper tersebut.

3 komentar:

  1. gua pusing bgt min dgn adanya noss f.. enakan pk tennoss dan main scrip gpon lewat zoc.. ente udah bisa maen noss f ga min sama fallt out

    BalasHapus
  2. cara reset pswrd isiska gmn ya??pswrd isiska expired.. Mohon dibantu utk fasilitas pendukung krja saya... Saya jg kerja dtelkom

    BalasHapus
  3. cara reset pswrd isiska gmn ya??pswrd isiska expired.. Mohon dibantu utk fasilitas pendukung krja saya... Saya jg kerja dtelkom

    BalasHapus